Sidebar ADS

MENANGGAPI STIGMA KOSONG MUHAMMAD ISMAEL AL KHOLILI DENGAN HUJJAH‼️

Jangan melawan hujjah dengan "stigma"

Pernyataan tersebut mengandung kekeliruan logika yang disebut ad hominem, yaitu menyerang "pribadi" Murad Syukri dengan menyebutnya sebagai "Wahhabi" alih-alih membahas substansi dari pendapatnya.

1. Kebenaran atau validitas argumen seseorang tidak ditentukan oleh identitasnya, tetapi oleh bukti, data, dan keilmuan argumen itu sendiri. Jika Murad Syukri mengatakan sesuatu berdasarkan fakta sejarah, nasab, atau sumber ilmiah, maka itu harus diuji berdasarkan isi argumennya, bukan sekadar dilabeli dengan istilah "Wahhabi", "Syiah", "liberal", dan seterusnya.

2. Bahkan jika Murad Syukri memang berpandangan kritis terhadap tradisi tertentu, itu tidak otomatis membatalkan seluruh pendapatnya. Apakah yang dikritisi oleh beliau terbukti tidak berdasar? Apakah ada sanggahan ilmiah atas dalil dan data yang ia bawa? Jika tidak, maka menyerangnya dengan label adalah bentuk pembelokan dari diskusi yang sehat.

3. Kiai Imaduddin tidak sedang "mengaburkan" fakta, tetapi sedang mengutip pendapat seseorang berdasarkan hujjahnya, bukan berdasarkan "afiliasi kelompoknya". Ini adalah cara berpikir objektif dan ilmiah: menerima kebenaran meski datang dari siapa saja, sebagaimana nasihat ulama: 

"انظر إلى ما قيل، لا من قال" (Lihatlah apa yang dikatakan, bukan siapa yang mengatakan).

4. Mari kita tidak melawan hujjah dengan "stigma", tapi dengan HUJJAH yang lebih kuat jika memang ada. Kalau memang ada bantahan yang valid terhadap pendapat Murad Syukri, silakan sampaikan. Tapi jangan ganti diskusi ilmiah menjadi "adu label".

Menyebut Murad Syukri sebagai "Wahhabi" untuk menolak pendapatnya adalah kesalahan logika ad hominem. Yang perlu dibahas adalah isi pendapatnya, bukan stigmanya. Kalau beliau menyampaikan hujjah yang benar, maka siapapun dia, tetap itu adalah kebenaran. Mari bedakan antara menyerang argumen dan menyerang orang.

Oleh : Kyai Muhammad Bin Qasim 
web.facebook.com/qsantri.eu.org?apps.apple

Posting Komentar

Beri masukan dan tanggapan Anda tentang artikel ini secara bijak.

Lebih baru Lebih lama
Sidebar ADS
Sidebar ADS
Sidebar ADS