AJARAN SESAT HABIB YAHUDI BAALAWI BIKIN MAKAM NABI DAN WALI PALSU
Dalam kitab "Tadzkirunnas" halaman 216 yang berisi kumpulan atau
مجموع كلام الحبيب احمد بن حسن العطاس oleh الحبيب أبي بكر العطاس بن عبدالله بن علوي الحبشي
AJARAN HABAIB BOLEH BUAT KUBURAN PALSU.
ولما توفّى الحبيب عمر البار المذكور، شقّ فراقه على أخيه الحبيب عيدروس.
Dan ketika al-Habib ‘Umar al-Bār yang di sebutkan itu wafat, perpisahan dengannya terasa sangat berat bagi saudaranya al-Habib ‘Alaydarūs.
فقال له جدّي علي بن عبد الله العطاس: إنّ عادة السلف، إذا مات أحدٌ منهم في مكان بعيد، يجعلون له مشهداً يتذكّرونه به.
Maka kakekku, ‘Alī bin ‘Abd Allāh al-‘Aṭṭās, berkata kepadanya: “Sesungguhnya kebiasaan para salaf habaib (leluhur habaib), apabila salah seorang dari mereka (habaib) wafat di suatu tempat yang jauh, maka kebiasaan mereka habaib membuatkan untuknya sebuah mashhad (kuburan palsu/makom), agar mereka mengingatnya dengan kuburan palsu itu.”
ويتبرّكون بزيارته، فأنشأ المشهد المعروف تجدّه القرين.
Dan mereka (habaib dan muhibbin) mengambil berkah dengan menziarahi kuburan palsu itu, oleh karena itu maka di buatlah masyhad (kuburan palsu/ makam) yang terkenal itu, yang dapat engkau dapati di daerah al-Qarīn (Hadramaut yaman)
ADAPUN DALAM KITAB LAINYA BERKATA.
جاء في كتاب النهر المورود ص166/167
من كلام الحبيب عید روس بن عمر بن عيدرس الحبشي
جمعه
الحبيب عبد الله بن محسن ابن علوي بن سقاف السقاف العلوي
AJARAN MEMBUAT MAKAM PALSU SEKALIPUN KUBURAN NABI.
وَكَانَ يَقُولُ: يَنْبَغِي لِمَنْ عَجَزَ عَنْ زِيَارَةِ بَعْضِ الْأَوْلِيَاءِ، بَلْ وَالْأَنْبِيَاءِ، أَنْ يُشَخِّصَ ضَرِيحَ ذَلِكَ النَّبِيِّ أَوِ الْوَلِيِّ صُورَةً حِسِّيَّةً مِنْ ثَوْبٍ أَوْ نَحْوِهِ،
Dan beliau berkata: Seyogyanya bagi orang yang tidak mampu menziarahi sebagian wali (tokoh Habaib) bahkan para nabi sekalipun, agar ia membuat rupa makam nabi atau wali itu dalam bentuk kasat mata ( yakni membuat kuburan palsu) entah dari sehelai kain atau semisalnya.
SETELAH MEMBUAT KUBURAN PALSU WAJIB MEYAKININYA AGAR TERASA SIR KEKERAMATANNYA.
ثُمَّ يَسْتَحْضِرَ رُوحَانِيَّتَهُ، وَيَزُورَهُ، وَيَعْمَلَ مَا يَعْمَلُ لَوْ حَضَرَ عِنْدَ ضَرِيحِهِ.
Kemudian ia (wali atau nabi yang sudah di buatkan maqom palsunya) maka hadirkan ruhaniyyahnya, lalu ziarahilah kuburan palsu itu, dan lakukanlah ritual yang biasa di lakukan sebagaimana jika para peziarah hadir langsung di makamnya wali atau nabi yang asli.
SEMAKIN BISA MEYAQINI KUBURAN PALSU ITU SEOLAH KUBURAN ASLINYA MAKA AKAN SEMAKIN TERASA KEKERAMATANYA.
فَإِنَّهُ يَحْصُلُ لَهُ الْمِدَادُ مِنْ ذَلِكَ الْوَلِيِّ أَوِ النَّبِيِّ بِحَسَبِ نِيَّتِهِ،
Maka sesungguhnya ia akan memperoleh curahan (spiritual) dari wali atau nabi tersebut sesuai dengan niatnya,
وَقُوَّةِ هِمَّتِهِ وَعَزِيمَتِهِ.
dan sesuai dengan kekuatan tekadnya serta keteguhan azamnya.
Oleh : KRT Nur Ikhyak Hadinegoro
web.facebook.com/qsantri.eu.org?apps.apple