Kabeb Lupityuya maestro drama pengkhianatan kepada NU.
𝙆onon katanya si lupityuya berjiwa mulia, berteriak lantang agar "Nahdlatul Ulama (NU) jangan dipecah belah!".
Sungguh, sebuah teater hipokrasi kelas dunia! Dengan menabuh persatuan, namun di balik layar, ia sendiri yang menjadi dalang konspirasi, memainkan pion-pion intrik untuk mendirikan JATMA Aswaja. Benar-benar plot twist yang layak mendapat Oscar dalam kategori "Spionase Organisasi" Warisan ajaran moyangnya mufti VOC Antek penjajah Belanda si usman yuya.
Mbah ngawuliyak membedah dengan pisau yang tajam, bagaikan scalpel seorang ahli bedah yang membedah hasrat tersembunyi su Lupityuya, yang katanya dipecat dari ketua JATMAN karena merusak warisan sejarah NU dan "membegal" JATMAN, tampaknya tak hanya pandai beretorika, tetapi juga mahir dalam manajemen pasar keuangan versi pasar gelap, ia memperdagangkan loyalitas dan memainkan saham kepercayaan demi keuntungan pribadi. Seperti trader Wall Street yang salah membaca candlestick, ia tergelincir dalam ambisinya sendiri, menciptakan fraksi baru yang justru memecah belah tubuh NU yang ia klaim ingin lindungi. Sungguh, sebuah short selling yang gagal total!
Lupityuya adalah studi kasus menarik tentang disonansi kognitif, mulutnya berkata "persatuan," tetapi hatinya berbisik "kekuasaan." Ini adalah permainan batin yang mistis, seolah ia dirasuki entitas ambisi iblis yang bersemayam dalam gua spiritualnya sendiri. Versi Nietzsche, ia adalah Übermensch yang gagal, yang bukannya menciptakan nilai baru, justru terjebak dalam kehendak untuk berkuasa yang banal.
Ia berpikir dirinya Machiavelli, tetapi kenyataannya lebih mirip badut istana yang lupa naskah.
Mbah ngawuliyak menerawang si Lupityuya adalah agen ganda yang ceroboh. Ia mungkin bermaksud menyusup untuk mereformasi, tetapi malah membocorkan agenda pribadinya sendiri. Operasinya terdeteksi, dan ia diusir dari markas JATMAN, meninggalkan jejak-jejak kekacauan yang begitu kentara, bahkan seorang amatir di BIN bisa mencium baunya dari jarak satu kilometer.
Mbah ngawuliyak melihat si Lupityuya ini tampaknya terobsesi dengan dinamika gairah kekuasaan. Ia merayu pengikut dengan janji-janji manis, namun gagal memahami bahwa loyalitas bukanlah permainan one-night stand.
NU sebagai entitas bersejarah, bukanlah pasar malam yang bisa ia sulap dengan trik sulap mistis atau jargon spiritual.
Si Lupityuya adalah spekulan yang salah bertaruh. Ia mengira bisa mengguncang pasar NU dengan IPO 'JATMA Aswaja', tetapi lupa bahwa pasar ini tidak menyukai volatilitas yang tak perlu. Hasilnya?
Margin call dari komunitas NU yang menolak dramanya.
Ia bukan Warren Buffett, melainkan lebih mirip penutup candlestick harian yang merah membara.Jadi,
Eahai Kabeb Lupityuya, jika kau ingin bermain di panggung besar NU, belajarlah dulu membaca peta alam ghaib, mengelola portofolio ambisi, dan memahami bahwa spiritualitas sejati tidak lahir dari intrik, melainkan dari keikhlasan. Hingga saat itu, nikmatilah peranmu sebagai aktor pendukung dalam teater absurd yang kau ciptakan sendiri. tapi sayang, panggung ini bukan milikmu.
~~بارك الله فيكم أجمعين والله أعلمُ بالـصـواب~~ web.facebook.com/qsantri.eu.org?apps.apple