Sidebar ADS

KLAIM MI'RAJ HABIB ALWI HADDAD DAN RATIBNYA TASAWWUF YANG MELAMPAUI BATAS SYARIAT

KLAIM MI'RAJ HABIB ALWI HADDAD DAN RATIBNYA TASAWWUF YANG MELAMPAUI BATAS SYARIAT

Menggelikan bahkan memualkan menyaksikan klaim-klaim 'ghuluw (berlebihan) yang dilekatkan pada diri 'Habib Abdullah bin Alwi al-Haddad' dalam kitab 'Ghoyatul Qoshdi Wal Murodi. Jika Nabi Muhammad SAW bersabda:
"Janganlah kalian berlebihan memujiku sebagaimana Nashara berlebihan memuji Isa bin Maryam" (HR. Bukhari), maka pengagungan al-Haddad oleh pengikutnya justru melampaui batas itu.  

  Apakah ini tasawwuf atau sekte baru yang menyembah manusia? 
 
Al-Haddad berkata:  
👉🏽 "Aku diangkat ke langit hingga berada di hadapan Allah Azza wa Jalla."

Tanya Aswaja NU:
- Dalil mana yang membolehkan wali mengklaim mi'raj seperti Nabi? 
- Bukankah mi'raj Nabi adalah mukjizat eksklusif kenabian, bukan 'karomah wali?  
- Imam Ghazali dalam 'Ihya Ulumuddin tegas menyatakan: "Karomah terbesar wali adalah istiqomah, bukan terbang atau mi'raj." 

Jika klaim ini benar, maka:
- Habib Al-Haddad lebih hebat dari Nabi Khidhir (yang tak pernah mengaku mi'raj).  
- Derajatnya melebihi Abu Bakar ash-Shiddiq (yang hanya disebut "orang kedua di gua").  

Atau jangan-jangan ini bukan mi'raj, tapi 'miraj-miraj'an' ala dongeng Persia? 

"AKU ADALAH ASH-SHAMAD, HARTA MANUSIA MILIKKU!
Al-Haddad berfirman (eh, maksudnya berkata):  
👉🏽"Kami lebih berhak atas harta manusia daripada mereka sendiri."

Ini bukan tasawwuf, tapi feodalisme spiritual! 
- Dalil mana yang membenarkan seorang wali mengklaim kepemilikan harta orang lain?  
- Dalam fiqih Aswaja, hak milik dilindungi syariat (La tadzlimu wa la tudzlamun).  
- Bahkan Nabi SAW tidak pernah mengambil harta rakyat tanpa hak, apalagi merasa "pemilik absolut".  

Jika ini bukan 'ghuluw, lalu apa namanya?

"AKU ADALAH IMAM MAHDI!"
Pengakuan sahabatnya:  
👉🏽"Aku menunggangi kudanya, lalu sadar bahwa dia benar-benar al-Mahdi." 

Astaghfirullah!
- Imam Mahdi adalah keturunan Nabi dari jalur Fatimah, bukan 'branding* sepihak.
- Ulama Aswaja seperti Imam Suyuthi dalam 'Al-Hawi lil Fatawi menegaskan: 
"Tanda Mahdi adalah memenuhi bumi dengan keadilan, bukan klaim pribadi." 
- Jika setiap habib bisa klaim Mahdi, maka "Yaman akan penuh dengan "Mahdi gadungan".  

Apakah ini bukan 'dajjalisme" berbalut jubah habaib?  

RATIB AL-HADDAD, ANTARA IBADAH ATAU RITUAL KULTUS INDIVIDU? 
Ratib al-Haddad sering dianggap "mustajab tanpa syarat". Padahal:  
- Doa dan dzikir harus tunduk pada adab syar'i, bukan sekadar "warisan habib".  
- Dalam Al-Adzkar-nya, Imam Nawawi menegaskan: "Dzikir paling utama adalah yang sesuai sunnah, bukan yang paling populer."
- Jika Ratib ini dianggap "pintu langit", maka 'apakah dzikir Nabi dan para sahabat kurang ampuh?

Jangan-jangan ini bukan ibadah, tapi "marketing spiritual" untuk mengukuhkan kultus individu! 

KEMBALI KE MANHAJ ASWAJA YANG TIDAK GHULUW 
Aswaja NU mengajarkan:  
1. Tawassul boleh, tapi jangan sampai mengkultuskan manusia.
2. Karamah wali nyata, tapi tidak boleh bertentangan dengan nash.  
3. Cinta ahlul bait harus, tapi jangan sampai menuhankan mereka. Apalagi palsu spt kabeb bakveliiii plat G ngaku cucu nabi. 

Kepada para pengamal Ratib al-Haddad: 
- Jangan sampai kalian terjebak 'fiqh al-‘abidah (hukum yang dibuat-buat untuk mengagungkan guru).  
- Bacalah Ratib jika itu sunnah, tapi jangan anggap ia "azimat" yang lebih suci dari Al-Qur’an.**  

Dan untuk Habib Al-Haddad (jika klaim ini benar berasal darinya):  
- Bertaubatlah dari klaim-klaim yang mendekati 'ittihad (penyataan diri dengan Tuhan).  
- Wali bukan Nabi, dan Nabi terakhir adalah Muhammad SAW—bukan penerusnya.

"Sesungguhnya orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami dan menyombongkan diri terhadapnya, sekali-kali tidak akan dibukakan pintu langit untuk mereka."(QS. Al-A’raf: 40)

Oleh : PERJUANGAN WALI SONGO 
web.facebook.com/qsantri.eu.org?Apps.Apple

Posting Komentar

Beri masukan dan tanggapan Anda tentang artikel ini secara bijak.

Lebih baru Lebih lama
Sidebar ADS
Sidebar ADS
Sidebar ADS