Sidebar ADS

TAQLID BUTA NUSRON WAHID TIADA LANDASAN YANG MENGUATKAN SADAH BAALAWI

Kajian Tajam & Ilmiah Klan Ba’alwi dan Mukibin Menggiring Logika Palsu atas Nama Ulama

Klan ba’alwi dan mukibin berujar : ” mari kita buktikan siapa yang Membunuh Akal Sehat,
Sekarang coba jelaskan, bagaimana cara sholat hanya berdasarkan ayat Al-Qur'an tanpa merujuk pada ulama, monggo.....”

Ucapan di atas adalah contoh logika sesat (fallacy), tepatnya straw man fallacy, yaitu menciptakan versi palsu dari argumen lawan agar mudah dijatuhkan. Tidak ada yang mengingkari pentingnya ulama dalam memahami Islam secara komprehensif, termasuk tata cara salat. Yang dikritik adalah taklid buta kepada oknum ulama atau klan tertentu yang mengklaim status istimewa nasab tanpa verifikasi ilmiah—bukan menolak otoritas ulama secara keseluruhan.
Mari kita luruskan dengan pendekatan Ahlussunnah wal Jamaah yang sehat:
________________________________________
✅ 1. Ulama adalah Rujukan, Bukan Pengganti Akal
Imam al-Ghazali yang sering dikutip justru mewajibkan penggunaan akal dan mencela taklid buta:
"Taklid itu adalah kehinaan... Orang bodoh yang tak mencari ilmu seperti binatang yang hanya mengikuti gembalanya.”
— Ihya Ulumuddin, Jilid I
Ulama seperti al-Ghazali, asy-Syafi’i, hingga Imam al-Juwayni semua mengajarkan agar kita merujuk kepada dalil, lalu menggunakan akal sehat dan ilmu untuk memahami agama—bukan menelan klaim karena fanatisme terhadap golongan atau nasab.
________________________________________
✅ 2. Tata Cara Salat Adalah Hasil Ijtihad Ulama Berdasarkan Al-Qur'an dan Hadis
Salat memang tidak dijelaskan secara rinci dalam Al-Qur’an, namun ulama menyusunnya dari ijtihad ilmiah berbasis Quran dan hadis sahih—bukan dari nasab atau kekerabatan. Dan siapa pun yang memiliki kompetensi ilmu (ijtihad) berhak meneliti, menjelaskan, dan mengajarkan agama. Jadi pertanyaannya keliru sejak awal.
________________________________________
✅ 3. Kritik terhadap Klaim Nasab Tidak Sama dengan Menolak Ulama
Menyoal keabsahan nasab Ba’alwi berdasarkan penelitian sejarah, filologi, dan genetika bukan berarti menolak ulama. Justru ini bentuk ijtihad ilmiah modern yang harusnya dihargai jika Klan Ba’alwi dan mukibinnya benar-benar menjunjung akal sehat seperti yang Klan Ba’alwi dan mukibinnya klaim.
________________________________________
🔚 Kesimpulan:
Pertanyaan “coba sholat hanya dengan Qur’an” adalah pengalihan isu yang tidak relevan. Yang dipersoalkan adalah penggunaan nama ulama dan agama untuk membenarkan nasab yang dipertanyakan. Jika benar-benar cinta ulama, mari ikuti cara berpikir Imam al-Ghazali yang menghormati ilmu, menguji kebenaran, dan tidak tunduk pada status sosial klan tertentu.

~~بارك الله فيكم أجمعين والله أعلمُ بالـصـواب~~ web.facebook.com/qsantri.eu.org?apps.apple

Posting Komentar

Beri masukan dan tanggapan Anda tentang artikel ini secara bijak.

Lebih baru Lebih lama
Sidebar ADS
Sidebar ADS
Sidebar ADS