Sidebar ADS

MAJALAH AL MANAR DIMASA HABIB UTSMAN BIN YAHYA‼️

Majalah Al-Manar dimasa Habib Utsman bin Yahya

"Anda katakan foto di bawah adalah majalah di zaman Habib Utsman bin Yahya, tapi Anda tidak sebutkan majalah apa itu. (Disangka Anda, Anda berhadapan dengan siapa?)”

Tanggapan saya:

Iya, saya memang mengatakan bahwa kutipan tersebut berasal dari majalah di masa Habib Utsman bin Yahya. Memangnya, di mana letak kesalahannya? Atau kamu bingung dan merasa saya tidak tahu apa-apa?

Saya tidak asal comot, tetapi menyampaikan isi asli dari Majalah Al-Manar yang terbit di masa itu, tepatnya jilid ke-2 halaman 717, yang memang memuat nama Habib Utsman bin Yahya - Mufti resmi pemerintah kolonial Belanda. Nanti, saya juga akan membahas dua hal yang diatas.

Benar, penulis surat tersebut bukan orang pribumi. Tapi yang lebih penting:

Ia bukan Ba'alawi.
Ia bukan bagian dari gerakan Pan-Islamisme.
Ia adalah orang Arab non-Ba'alawi yang merasa ditindas oleh pemerintah kolonial,

Dan yang menyedihkan, Habib Utsman bin Yahya justru mengancam mereka - sesama keturunan Arab - jika mereka berani bersuara atau mengkritik lewat media.

Yang ingin saya tekankan di sini adalah:
Kalau sesama orang Arab saja bisa diperlakukan seperti itu, apalagi rakyat pribumi yang status sosialnya jauh lebih lemah di mata penjajah? Ini bukti jelas bahwa posisi Utsman bin Yahya berpihak kepada kekuasaan kolonial, bukan kepada umat Islam secara menyeluruh.
saya katakan :
1. Orang arab di Singapura yang mengkritik Habib Utsman bin Yahya bukan ba'alwi. Adapun seorang terhormat di singapura yang membela Habib Utsman bin Yahya dipastikan seorang ba'alwi. Masa-masa ini Pan-Islamisme belum mengakar.
2. Yang kami ketahui kalau Habib Utsman bin Yahya, malah minta namanya disebut-sebut di depan pemuka kolonial.
3. Al-Manar bersifat terbuka, menerima surat-surat yang masuk, bahkan kritik-kritik pada Habib Utsman bin Yahya tidak berhenti.

saya menjawab :
1. disaat usman bin yahya masih hidup, ba'alawi sangat diuntungkan.. bahkan sepeninggalnyapun ba'alwi masih diuntungkan.
2. keterangan anda salah, sudah saya tanggapi.
3. mau dipanggil syaikh, habib atau bahkan sayyid pada Habib Utsman bin Yahya serta seluruh ba'alwi tetap tidak terbukti tersambung nasabnya ke Rasulullah.
Surat - Surat

Surat dari Betawi – oleh salah seorang terhormat di sana
Kepada: Yang Mulia, cendekiawan cerdas, pemilik cahaya al-Manar yang terang benderang.

Adapun mengenai apa yang diterbitkan oleh surat kabar “al-Maʿlūmāt”, “Tamarrāt al-Funūn” dan surat kabar Anda sendiri yang dibaca terkait perlakuan pemerintah Belanda terhadap bangsa Arab – berupa kezaliman, penindasan, penghinaan, pengabaian, dan pengurangan hak yang tiada habisnya – maka hal ini jelas sekali, sejelas matahari di siang bolong. Pemerintah Belanda sendiri mengetahuinya.

Kami sangat heran atas tindakan represif mereka terhadap orang-orang yang menulis ke media, menyelidiki mereka, dan berusaha mencari tahu siapa mereka, lalu mengumumkan bahwa mereka akan membuat mereka merasakan “cawan hukuman”. Padahal kami, ketika menulis ke media, hanya menyampaikan kebenaran belaka, disertai realitas dan peristiwa, serta menyebutkan nama dan tempat.

Jika mereka tidak mengetahuinya (kebenaran berita itu), tentu mereka akan memanggil nama-nama yang kami sebut dan menanyai mereka tentang apa yang sebenarnya terjadi.

Andai kami hendak menyebut semua kejadian (pelanggaran dan kekerasan), maka butuh mencetaknya di setiap edisi surat kabar sepanjang tahun. Namun kami cukup menyebutkan contoh:

Seorang laki-laki bernama Syaikh Baluʿal dipukul secara sewenang-wenang oleh dua orang Belanda. Ia mengadu ke pemerintah, lalu dua orang itu dipanggil, namun tidak ke pengadilan, hanya diberi teguran bahwa mereka tak boleh mengulangi hal tersebut.

Begitu pula dengan Syaikh Abdullah Hasan, dipukul oleh salah satu pegawai di kantor telegraf. Ia diberi jawaban yang sama.

Syaikh Ali Marsad, diserang di jalan, kain-kain yang dibawanya dirampas, dipukul dan dihina. Perlakuannya pun sama: tidak ada keadilan.

Syaikh Muhammad bin Ali Makārim, didorong keras hingga pingsan tanpa sebab. Yang mendorongnya seorang pejabat tinggi. Ia diperlakukan seperti para pendahulunya. Namun ia menolak dan menuntut keadilan (qishas). Karena itu, ia diusir dan tak diterima ucapannya oleh pemerintah. Kini ia telah membongkar tendanya dan meninggalkan tempat itu.

Dan masih banyak lagi. Jika kami hendak merinci setiap kejadian satu per satu, pasti memerlukan perjalanan yang panjang, bahkan lebih dari sekadar bepergian.

=============================

Adapun ‘Utsman bin ‘Aqil, maka alangkah baiknya jika ia bersikap netral — tidak memihak kepada kita maupun kepada mereka. Tapi bagaimana mungkin, sedangkan dia mengerahkan segala kemampuannya agar pemerintah (Hindia Belanda) semakin keras menindas bangsa Arab, kaum sebangsanya, dengan penindasan yang lebih kejam dari sebelumnya. Bahkan, ia terus-menerus mengancam bangsa Arab dengan keburukan di masa mendatang. Maka tiada daya dan kekuatan kecuali dari Allah.

Semoga Allah membalas kebaikan kepada Syaikh Ahmad bin Ahmad al-Khatib al-Minangkabawi atas apa yang beliau katakan tentang ‘Utsman itu. Demi Allah, kami tidak menemukan sedikit pun kebaikan padanya, sebab ia terang-terangan di hadapan khalayak ramai menyatakan bahwa junjungan dan pemimpin kita, Khalifah Agung — Sultan Islam dan kaum Muslimin — tidak berguna dan tidak bisa memberi makan atau mengenyangkan dari rasa lapar. Sungguh ini adalah dosa besar dan pelajaran besar! Kami belum pernah mendengar ucapan seperti itu dalam ajaran Islam.

Ini sebagian dari apa yang telah terjadi. Sekarang kami mohon belas kasih Anda agar memuatnya di surat kabar Anda, Al-Manar yang mulia, sebagaimana kebiasaan Anda dalam membela agama dan tanah air. Semoga Allah memberi ganjaran kepada Anda.

Singapura, 12 Desember 1899

============================

Kepada Pemimpin Redaksi Surat Kabar Al-Manar,
yang masyhur dan termasyhur di antara koran-koran sejawatnya,
bagaikan panji yang di atasnya ada nyala api.

Anda telah mengobati hati-hati yang remuk dengan apa yang Anda publikasikan dari para pembela kebenaran. Betapa besar kezhaliman dan penghinaan yang menimpa bangsa Arab di Pulau Jawa, dan betapa besarnya aib yang dilakukan oleh pemerintah Belanda dalam perkara ini. Tak ada harapan lagi yang tersisa — maka wajiblah menyuarakan kebenaran yang murni.

Di manakah klaim para pengaku "peradaban" itu? Dan ocehan orang-orang bodoh tentang peradaban Barat yang katanya menghormati kesetaraan antar manusia? Apakah yang mereka lakukan kepada kami — kaum Arab — oleh pemerintah Hindia Belanda itu bagian dari peradaban? Padahal kezaliman mereka terang benderang seperti matahari di siang hari.

Akhir-akhir ini, penindasan mereka semakin keras dan keputusan hukum semakin zalim, khususnya terhadap siapa pun yang berhubungan dengan surat kabar Islam atau yang menunjukkan simpati kepada Daulah Utsmaniyyah. Bahkan, teman mereka, Syaikh ‘Utsman, secara terang-terangan menyatakan bahwa jika mereka menemukan siapa yang berkirim tulisan ke surat kabar-surat kabar itu, maka orang itu akan merasakan siksa yang pedih.

Kami memohon kepada Allah — apakah yang ditulis di surat kabar itu merupakan kebohongan dan fitnah? Ataukah itu adalah fakta nyata yang terlihat dengan mata dan kebenaran yang tidak diperdebatkan oleh dua orang pun?

Kami tidak tahu apa yang mendorong dia (‘Utsman) untuk mengumpulkan saudara-saudaranya sesama Arab, lalu mengucapkan kata-kata Tuhan di hadapan mereka, dan meminta mereka bersumpah bahwa mereka tidak tahu siapa yang mengirim tulisan ke surat kabar itu. Di akhir acara, dia mengancam, menakut-nakuti, dan meminta mereka menandatangani surat kosong yang tidak ada tulisannya, sebagai tanda bahwa mereka tidak bersalah dan tidak terlibat dalam hal-hal buruk.

Mereka pun bimbang dalam hati dan ragu, lalu menolak permintaan itu.
=============================

"Kami sangat mengapresiasi Ulama Nusantara Syaikh Ahmad bin Ahmad al-Khatib al-Minangkabawi atas sikapnya terhadap Utsman bin Yahya yang menyatakan bahwa Khalifah Agung (Sultan Abdul Hamid II) tidak berguna dan tidak bisa mengenyangkan dari rasa lapar.”

web.facebook.com/qsantri.eu.org?apps.apple

Posting Komentar

Beri masukan dan tanggapan Anda tentang artikel ini secara bijak.

Lebih baru Lebih lama
Sidebar ADS
Sidebar ADS
Sidebar ADS