HABIB YAHUDI BAALAWI NGELAWAK JADI WALI-WALIAN DEMI MENDAPATKAN CUAN
Di dalam kitab yang sangat terkenal yakni Hidayatul Azkiya Ilaa Thariqil Awliya terdapat penjelasan mengenai tahapan-tahapan bagi seseorang untuk mencapai derajat waliyullah. Disebutkan, inna thariqa syari’atun wa thariqatun wa haqiqatun fasma’ lahaa maa mitstsila.
Sesungguhnya jalan untuk menjadi waliyullah itu ada tiga yaitu syariat, tarekat, dan hakikat maka dengarkanlah yang menjadikan perumpamaannya. Jadi sebelum menjadi waliyullah itu, kita melewati tiga jalur terlabih dahulu.
Ketiga jalur yang dimaksud yaitu memiliki perumpamaannya masing-masing, yakni fa syari’atun ka-safinatin wa thariqatun kal-bahri tsumma haqiqatun dzurrul ghala. Artinya, syariat bagaikan perahu, tarekat seperti lautan, sedangkan hakikat laksana mutiara yang terdapat dalam lautan.
Syariat adalah tahapan bagi seseorang untuk berpegang teguh pada agama Allah dengan menegakkan setiap perintah dan menjauhi larangan Allah, secara sempurna. Inilah tahap pertama untuk bisa mencapai mutiara atau kedudukan istimewa di hadapan Allah.
Bagi orang yang ingin menjadi waliyullah, harus menghiasi dirinya dengan syariat. Semua perintah Allah, laksanakan. Semua larangan Allah, tinggalkan. Ini baru tahap atau jenjang pertama. Shalat, puasa, zakat, haji, selesai. Semuanya harus selesai.
Apabila pada tahapan pertama gagal maka semua tahapan akan rusak. Sudah sangat jelas dan terang benderang berbagai bukti-bukti secara ilmiyah dipertunjukan bahwa Habaib Klan Ba'alwi bukan dzuriyah Nabi SAW akan tetapi masih ngotot dirinya minta diakui. Sikap semacam ini akan menjalar dan menjadi komplikasi permasalahan dalam menjalankan syariat. Maka mustahil mereka sebagai waliyullah.
Jika tahap pertama sudah selesai, maka terdapat tahap kedua yang harus ditempuh yaitu tarekat. Orang yang sedang berada pada tahap ini akan senantiasa mengambil sikap yang lebih hati-hati. Lebih dari itu, orang tersebut juga akan mengambil ibadah-ibadah yang bersifat berat (adzhimah) daripada yang sifatnya dispensasi atau keringanan (rukhshah).
Adzhimah itu adalah ibadah yang berat-berat, ibadah pokok. Sedangkan rukhshah itu adalah dispensasi. Puasa Ramadhan selama 30 hari atau satu bulan itu adalah adzhimah. Sementara rukhshah-nya adalah orang yang berpergian, orang yang sakit boleh tidak berpuasa, diganti dengan qadha atau orang yang tidak mampu puasa boleh mengganti dengan fidyah. Nah, mengganti puasa atau qadha di luar Ramadhan, karena sakit itu namanya rukhshah.
Ditegaskan, orang-orang yang sedang menempuh perjalanan menjadi seorang waliyullah akan lebih memilih ibadah yang berat dan cenderung tidak mengambil dispensasi. Jika dihadapkan pada pilihan antara ibadah yang berat atau ringan, maka orang tersebut akan memilih ibadah yang memiliki bobot kualitas lebih berat atau paling tinggi.
Nah, setelah melakukan itu semua, perintah dan larangan dikerjakan dengan baik dan sempurna, meliputi yang wajib dan fardhunya, dia tinggalkan yang haram dan makruhnya, bahkan yang mubahnya, yang kira-kira bisa membahayakan bisa mengantarkan kepada yang makruh dan kemudian mendorongnya kepada yang haram. Dia sudah menyelesaikan semua itu, baru dia masuk ke tahap berikutnya yaitu hakikat.
Hakikat adalah merupakan titik sampai pada objek yang sedang dituju. Seseorang yang sedang berada di tahap ini akan senantiasa menyaksikan cahaya penampakan Allah dengan sangat jelas. Bahkan seakan-akan, terhadap segala sesuatu, yang terlihat hanya Allah.
Saat dia mendapat nikmat maka hanya akan melihat bahwa ada Sang Pemberi di situ. Ketika dia mendapat musibah maka dia akan hanya melihat bahwa ada Sang Penguji yang hadir.
Jika semua pandangan pada segala sesuatu itu hanya tertuju pada Allah, maka tidak akan ada nikmat yang membuat lalai dan tidak ada pula musibah yang membuat hidup jadi terbengkalai. Inilah tingkatan-tingkatan manusia yang akan mencapai derajat para waliyullah.
"Siapa orang yang naik perahu kemudian berlayar di lautan, dia turun dan menyelam, di situ dia akan mendapatkan mutiara."
Artinya, siapa yang menjalankan syariat kemudian masuk ke dalam tarekat secara istiqamah, dia akan berada ke dalam tempat yang istimewa. Dia akan mendapat hakikatnya dan di situ dia akan naik derajat sebagai waliyullah.
web.facebook.com/qsantri.eu.org?apps.apple