MENGGUGAT Penggunaan Atribut BANSER Oleh Kalangan Habaib
Jangan Ajari Kami Sopan Santun
Suatu ketika kelompok Ex FPI Pemalang akan mengadakan pengajian umum dalam rangka memperingati tahun baru Islam 1446 H sekaligus haul Pangeran Benowo yang rencananya di tempatkan di kompleks makam Pangeran Benowo Desa Penggarit Kec.Taman Kab.Pemalang.
Kemudian beredar informasi bahwa panitia akan menghadirkan Habib Rizieq Syihab (selanjutnya kami tulis HRS) yang di jadwalkan memberikan ceramah, publikasi lewat media sosial dengan membuat flayer yang menampilkan foto HRS sudah di siapkan oleh panitia,namun seiring waktu muncul banyak kelompok yang menyuarakan penolakan atas kehadiran HRS yang pada akhirnya panitia batal menghadirkan HRS dan di ganti dengan Habib yang lain, lalu beredarlah flayer publikasi tersebut tanpa foto HRS dan menampilkan foto beberapa Habaib Pemalang termasuk ketua Rabithah Alawiyah Pemalang.
Terkait hal tersebut kami mengirimkan postingan flayer acara tersebut kepada salah satu Habib yang fotonya ada pada flayer, lalu kami tuliskan kalimat sebagian berikut :
"Pangeran Benowo putra Joko Tingkir (Pangeran Hadiwijoyo) adalah leluhur dari Almarhum Gus Dur (artinya nasab Gus Dur tersambung kepada beliau berdua yang jika di urut ke atas tersambung kepada Wali Songo dan selanjutnya kepada Kanjeng Nabi Muhammad SAW) bagaimana mungkin Ex FPI akan menghadirkan HRS (pada flayer panitia mengedit foto awal HRS sehingga terlihat jelas dalam foto flayer badanya masih badan HRS namun wajahnya wajah Habib pengganti HRS) pada haul leluhur Almarhum Gus Dur sedangkan HRS adalah orang yang secara terang-terangan menghina dan melecehkan Almarhum Gus Dur dengan mengatakan bahwa Almarhum Gus Dur itu buta mata buta hati (jejak digital tidak terbantahkan)."
Beberapa saat kemudian Habib yang kami kirimi postingan flayer dan kalimat tersebut datang ke rumah kami dengan niat NGANJABI (sesuai dengan perkataan dari Habib itu sendiri di hadapan kami), meski datang dengan niat NGANJABI namun kami tetap menerima dan melayani sebagaimana layaknya tamu karena demikianlah yang di ajarkan oleh Kanjeng Nabi (Dan Barang siapa yang mengaku beriman kepada Allah dan hari akhir / qiyamat maka hendaknya ia mulyakan tamunya. HR Imam Bukhori dan Imam Muslim dari Sahabat Abu Hurairoh) dan ajaran itu pulalah yang di turunkan dan di contohkan oleh para Guru dan Kyai kami di Pondok Pesantren di Majelis Ta'lim di Masjid Musholla / Langgar dan kampung kami.
Maka sesungguhnya ukuran sederhana siapa sebenarnya dzurriyyah / anak cucu Kanjeng Nabi bukan dari klaim sepihak atau tampilan gamis dan sorbanya,namun dari haliah / perilaku dan akhlaknya,dan haliah / perilaku / akhlak Kanjeng Nabi itu terlihat dari para Guru dan Kyai kami,maka jangan ajari kami sopan santun karena perkara itu sudah selesai kami pelajari dan jalani.
Ente jual, Ana Borong Semuanya
Haul Pagaran Pemalang yang rutin di laksanakan tanggal 15 Syawwal menyisakan banyak hal yang harus di cermati antara lain :
1. Penempatan panggung yang masih di dalam komplek makam (meski sudah bergeser tidak di atas makam para Sesepuh dan Kyai Ponpes Salafiyah Kauman Pemalang) namun itu menunjukkan bahwa Shohibul Haul dan sebagian panitia menunjukkan keangkuhan atas masukan dari masyarakat yang sebenarnya bagus.
2. Meminta penjelasan atas biografi dan kontribusi, peran dan jasa apa yang sudah di berikan oleh Habib Sholeh Assegaff untuk peradaban Kab.Pemalang.
3. Peran serta NU dan BANOM yang menjadi bagian dari panitia lokal (bagi kami NU dan BANOM tidak perlu berperan serta secara kelembagaan karena kalangan Habaib punya rumah sendiri yakni ROBITHOH ALAWIYYAH dan Laskar FPI nya yang sudah di larang oleh Pemerintah)
4. Yayasan Pagaran perlu di evaluasi.
Hampir di semua tempat, Majelis Majelis yang di kelola oleh kalangan Habaib banyak di hadiri oleh warga Nahdliyyin, itu menunjukkan bahwa yang mau menerima dan membesarkan Majelis Majelis mereka hanyalah warga Nahdliyyin tidak yang lain.
Mereka hidup dan makan dari warga Nahdliyyin, namun menjadi miris dan sangat menyakitkan ketika tokoh-tokoh mereka justru banyak menghina dan melecehkan para Kyai warga Nahdliyyin. Gus Dur yang di katakan buta mata dan buta hati, Kyai Ma'ruf Amin yang di katakan babi, penyerangan dan perusakan mobil yang di tumpangi oleh salah satu Rois Syuriyah MWC NU di Karawang, penghinaan kepada Gus Muwaffiq oleh Ketua Umum ROBITHOH ALAWIYYAH yakni Habib Taufiq Assegaff ( beberapa waktu yang lalu Habib Taufiq Assegaff justru di undang oleh Ketua ROBITHOH ALAWIYYAH Pemalang untuk mengisi pengajian di Majelisnya), pembelokan sejarah peristiwa peristiwa penting Bangsa dan Negara Indonesia dan pembelokan kesejarahan NU yang di lakukan dengan sengaja oleh mereka sungguh sangat tidak bisa di terima.
Judul tulisan di atas sengaja kami pilih untuk memberikan pesan yang jelas dan membuka kesadaran diri Sahabat-sahabat BANSER, bahwa atribut yang kita miliki itu tidak boleh sembarangan di gunakan oleh seseorang karena itu adalah simbol / identitas kader yang harus di tempuh dan di dapatkan melalui proses yang ketat dan di siplin yang tinggi serta ketaatan pada AD ART dan titah Pimpinan atau Panglima Komando. Bahwa sejatinya BANSER punya tugas yang mulia yakni mengawal dan menjaga para Kyai NU, mengawal dan menjaga NU, mengawal dan menjaga NKRI.
Jika merunut pada banyak peristiwa di atas yang kami sebutkan, masihkah kita mengizinkan atribut BANSER di gunakan oleh kalangan Habaib..? masihkan BANSER mau mengawal dan menjaga kalangan Habaib..?
Jika masih di izinkan dan masih saja mengawal dan menjaga kalangan Habaib maka sungguh telah tertutup mata hati kalian wahai Sahabat BANSER tercinta.
Karena sesungguhnya sumpah setia kalian itu kepada para Kyai NU kepada NU dan NKRI tidakkah kalian menangis ketika para Kyai kalian di hina..?! tidakkah mendidih darah kalian ketika sejarah NU dan Negara serta bangsa ini sengaja di belokkan...?! dalam pandangan kami sudah saatnya kita katakan : "Ente jual, Ana borong semuanya"
~~بارك الله فيكم أجمعين والله أعلمُ بالـصـواب~~ web.facebook.com/qsantri.eu.org?apps.apple